Author : @WirdaHae13 on Twitter
Main Cast : Kwon Ji Yong (G-Dragon)
Cast Yeoja : Han Dong Sun (OC)
Lenght : Oneshoot
"Annyeonghaseyo. FF ini murni karya saya. Jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur cerita murni kebetulan semata. Maaf jika mengecewakan dan mohon dimaklumi jika ada kata-kata typo atau kurang enak dibaca. Happy reading untuk readers"
Ketika semua jadi tak seperti dulu lagi, barulah kita menyadari arti dari penyesalan. Namaku Han Dong Sun. Aku tinggal disebuah kota yang indah yaitu Seol, Korea Selatan. Kini aku bersekolah disalah satu SMA terbaik diSeoul. 4 tahun yang lalu disebuah desa kecil bernama tongyeong tempat tinggal neneku, aku pernah menyukai seorang namja yang kini sudah menjauh dariku. aku tidak mengerti mengapa dia bersikap seperti itu terhadapku, menyapa saja tidak pernah, sikapnya pun mulai dingin denganku. akupun juga sudah tidak memiliki kontaknya, semua akun SNSnya sudah di unfollow olehnya. dan sekarang sudah benar-benar lostcontac. apa mungkin hal ini disebabkan karena itu? mungkin.
#4 Tahun Yang lalu
“Eonnie, ayo kita main” ajak salah satu sepupuku yang
bernama Han Sa Ri
“main apa sih?diluar hawanya sangat panas, kau saja yang
main” kataku menjawab dengan nada males.
“Eonnie, ayolaahh kita main bola bersama anak-anak desa yang
lain, kau seharian dirumah terus, aku tahu kau sedang ingin menikmati liburan
dengan cara bersantai dirumah, tapi ayolah sedikit bersenang-senang” ajaknya
dengan paksa.
Kebetulan hari ini mood ku sedang tidak stabil, lalu Aku pun
menerima ajakannya. Aku bermain bersama dengan sepupuku dan anak-anak desa
lainnya. aku sempat berfikir, aku seperti anak kecil karena yang lain masih
duduk disekolah Dasar, Hanya aku yang
sudah duduk di Sekolah Menengah Pertama, tapi biarkanlah yang penting mood ku
bisa membaik.
Aku bermain bola dengan penuh semangat, walaupun tidak
pernah mencetak gol dan hanya bisa
mengoper saja.
Beberapa jam kemudian, aku pun beristirahat dipohon dekat
lapangan tersebut. Angin pun berhembus kencang menyapu keringat ku yang
bercucuran. Ohh sejuknya, pikirku.
Tiba-tiba saat mau bermain kembali, ada segerombolan namja
datang dan duduk dipinggir lapangan. Aku masih memperhatikan mereka tetapi aku
hanya fokus dengan salah satu diantara mereka. Ah tidak tiba-tiba saja aku
merasa salah tingkah. ‘Siapa mereka itu
?? seumurankah dengan ku? Ah kenapa aku malah bertanya-tanya seperti itu, bodoh’
gumamku dalam hati.
Aku pun meneruskan permainanku, tapi salah tingkah itu
semakin menjadi. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan meninggalkan
anak-anak itu dilapangan.
*Flashback end*
Mungkin dari situlah aku sudah ada kesan dengannya. Tetapi aku
lupa bagaimana aku dengan mereka berkenalan.
*Flashback dilanjutkan*
Aku sudah memasuki ketingkat yang lebih ditinggi di Sekolah
Menengah Pertama dan disitu Aku sudah mulai berkomunikasi dengan mereka dan
juga dia. Dia, seorang namja yang bernama Kwon Jiyong, Pertama-tama
masih agak canggung. Kelama-lamaan pun sudah mulai terbiasa.
Dan terjadilah...
Saat bulan maret , aku berkomunikasi dengan Kwon Jiyong
dengan via SMS, kami berbincang-bincang lewat sebuah ketikan.
“Jiyong-ah, Kau sudah belajar?? Kapan Ujiannya??” kata ku
“ini sedang belajar,
besok” balasnya dengan singkat
“hmm mianhae, lebih baik kau belajar dulu , aku takut mengaganggu
waktu belajar mu” Balasku
“Gwenchana, aku
belajar sambil smsan” balasnya dengan tanpa ada emoticon
“benarkah tidak apa-apa? Hanya saja aku takut nilaimu tidak memuaskan karena bertukar pesan denganku”
“sepertinya kau tidak
ingin smsan denganku” balasnya dengan emoticon sedih, sepertinya dia kesal dengan perkataanku
tadi
“bukannya tidak mau, hanya saja aku tidak ini mengganggumu”
kata ku
“:'(” Kali ini dia hanya membalas dengan satu emoticon sedih.
“yak jiyong-ah, jangan sedih, aku tidak ingin melihatmu sedih, walaupun
aku hanya teman mu, tapi aku tidak ingin kamu sedih” balasku
“dangsin-eun nae yeoja chingu imnida :p” Balasnya dengan emoticon meledek diakhir kata
“Lebih baik kau jangan bercanda jinyong-ah, aku takut pacarmu menjambak rambutku hehe” balasku juga meledek.
"Aku sudah putus dengannya"
“kapan?? Kok bisa??” aku mengetik itu pun dengan ekpresi yang sangat terkejut atas balasannya sekaligus senang.
“2 minggu yang
lalu, sudah jangan dibahas, yang lalu biarlah berlalu, sekarangkan sudah ada kau” katanya
“oke,jusungeyo. yak !! Jiyong-ah kau sudah berani merayuku haha
Dan ini adalah
kata-kata yang ku impikan dari dulu agar dia mengatakan itu....
“Dongsun-ah,
Naneun neoreul sarang hada. Nae Yeojachingu
Ga Dwaeo Jullae??”
Saat aku membaca
pesan darinya seperti ini, hati dan pikiranku melayang. Aku ingin berteriak ‘betapa
senangnya akuuuuu jiyong-ah mengatakan itu'. Tapi disitu juga aku belum siap untuk menjalin hubungan. Aku ingin
berkata ‘aku mau’ tapi hatiku entah mengapa berkata ‘jangan dulu, belajar dulu’, dan terlebih lagi aku belum boleh menjalani hubungan seperti 'pacaran' oleh kdua orang tuaku.
Akupun menjelaskan semuanya dengan detail dan menyuruhnya untuk menungguku. Awalnya
ia merasa kecewa dengan keputusanku, dan aku juga merasa menjadi seorang yeoja yang
bodoh sudah menolaknya.
Satu bulan
kemudian, aku pun mulai jarang smsan dengan Jiyong. Ternyata saat aku melihat
salah satu SNSnya. Dia kini telah berpacaran dengan orang lain.
Perasaanku?
Disaat melihat itu, perasaanku yang dulu terbang kini seperti meteor yang jatuh
ke bumi.
Aku mencoba untuk
menerima itu semua. Tapi semakin lama, semakin aku menunggu dia mengirimi ku
pesan dan ingin tahu mengapa ia lakukan ini kepadaku. Dia tidak pernah mengirim pesan kepada ku lagi.
ada saat dimana aku berpapasan dengannya, aku melihatnya tapi dia sengaja tidak ingin melihatku. kami pun menjadi orang asing seperti semula.
ada saat dimana aku berpapasan dengannya, aku melihatnya tapi dia sengaja tidak ingin melihatku. kami pun menjadi orang asing seperti semula.
Dan kini aku,
Telah kehilangan dirinya, Betapa bodohnya aku, Membiarkan cinta itu pergi
menghilang . Dan aku hanya bisa menyesal.
*Flashback End
Sampai sekarang
aku selalu berfikir, kenapa aku harus menolaknya dan berkata untuk menungguku??
memangnya aku siapa? seenaknya menyuruhnya untuk menunggu wanita bodoh sepertiku. Memang penyesalan itu memang selalu datang belakangan. Na Gwencahana, Walaupun
semua pesan yang selalu ku kirim tidak pernah di respon olehnya,
Gwenchanayo, karena dari dulu sampai sekarang aku yang paling salah, sehingga aku dicampakan olehnya.
"Gomawo, dulu kau sudah
mengatakan hal yang palingku impikan kepadaku, walaupun pada akhirnya masing-masing
dari kita terluka."
---END---
0 komentar:
Posting Komentar